Dengan Pak Ali Nasihin, Belajar tentang Kelompok Sosial Gerabah Balongan

Senin, 12 September 2022
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tepat pada pagi hari Kamis ,8 September 2022 tepatnya berada di Studio SMAN 1 Pamotan telah kedatangan tamu yang sangat spesial dari Desa Balong Mulyo Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang, yaitu Bapak Ali Nasihin seorang Sekertaris Desa di Desa Balong Mulyo Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang. 
Di Desa Balong Mulyo selain memiliki panorama pantai yang menarik juga memiliki kelompok sosial perajin gerabah Balongan yang jarang banget di lihat oleh pengujung. Nah, nanti tentang kelompok sosial perajin gerabah Balongan akan penulis bahas di sini. Ikuti teruss yaaa!! 🤗

Langsung saja kali ini penulis akan membahas tentang:
1. Asal-usul Kelompok Sosial Perajin Gerabah Balongan
       Dapat pembaca lihat mengenai sejarah pengrajin gerabah itu sudah ada sejak zaman dahulu pada masa nenek moyang kita atau mbah-mbah kita sekitar tahun 89. Ketika eranya sudah lebih maju baru lah kita tahu adanya Rintisan Pembuatan Gerabah. Dan karena akhir-akhir ini destinasi wisata terus ada maka di buatlah wisata baru di Desa Balong Mulyo selain Pantainya juga ada Paguyuban Perajin Gerabah atau dikenal dengan istilah kundi-kundi. 

2.Jumlah Anggota yang Dihasilkan dari Kelompok Sosial Perajin Gerabah Balongan
         Nah,para pembaca menurut informasi dari Bapak Ali Nasihin,  anggotanya dibandingkan dengan tahun 80-90 an sangat berkurang sekali karena belum tereksplorasi jauh dan terkait dengan pemasaran harga dan sebagainya kalah bersaing dengan produk-produk plastik atau bagaimana dan sebagainya. Para perajin gerabah di Balongan itu sekarang hanya tinggal 10-15% saja. 
        Dan para warga asli Desa Balong Mulyo ingin ini diangkat supaya nilai jual dari gerabah itu sendiri bisa maksimal seperti halnya para perajin-perajin gerabah yang ada di luar Kabupaten Rembang. 

3.Tahapan-tahapan yang Dilakukan Sehingga Terbentuk Menjadi Gerabah
       Terkait pembuatan gerabah ini mungkin awalnya dari nenek moyang kita atau mbah-mbah kita yang sudah membuat seperti itu. Untuk pertama kali yang  dilakukan yaitu mengambil tanah liat,  tanah liat itu disediakan oleh desa di situ dan kualitas tanah liatnya itu sangat bagus dibandingkan dengan yang lain. 
      Tanah lihat tersebut diambil dari tanah bengkok perangkat desa. Para pembaca di sinilah terjadi adanya suatu simbiosis mutualisme yaitu saling menguntungkan antara para perajin dengan pemilik tanah. Karena perajin mendapatkan tanah dan pemilik tanah bengkok itu dapat menanami di tanah tersebut. Selanjutnya tanah tersebut harus ada campurannya yaitu pasir kali yang didapatkan dari daerah Sumurtawang, Bojonegoro, Tuban. 

4.Teknologi Alat yang Digunakan untuk Membuat Gerabah
Nah, untuk selanjutnya alat yang digunakan itu masih tradisional sekali seperti :
1. Menggunakan merbot (untuk yang memutar) caranya tanah liat ditaruh disitu kemudian dipukul-pukul dibuat sedemikian rupa sehingga namanya menjadi leleran (bahan gerabah yang belum menjadi gerabah). 
2. Kemudian leleran dijemur agak kering baru dibentuk. 
3. Setelah itu diberi pewarna, yang namanya puro (batu alami berwarna merah) yang biasanya diambil di daerah Kumbo dan Sedan. 
Pembakarannya pun masih tradisional yaitu dengan membakar jerami atau serat padi dan juga bisa membakar kayu-kayu kecil. Jadi intinya ya mulai proses awal sampe sekarang itu masih menggunakan cara yang tradisional. 

5. Contoh Produk Gerabah yang dihasilkan
       Nah, para readers kalian pasti tahu dong contoh gerabah itu apa, ya betul banget salah satunya cobek kecil atau dalam bahasa jawanya layah kecil yang biyasa digunakan untuk sambal. Ada lagi yaitu enton atau kuwali kecil , wajan atau penggorengan, tangkepan(wadah ari-ari),kekep, daringan, genok, jon atau klenting dan lain-lain. 
       Para readers tau nggak kalau setiap hari Minggu itu di Pantai Balongan disuguhkan sebuah gerabah-gerabah agar para pengunjung dapat mengetahui ciri khas yang terdapat di Desa Balongan. 
 
6. Model Distribusi dan Pangsa Pasar dari Gerabah
       Pada waktu dulu pangsa pasarnya itu masih luas , karena belum adanya produk luar negeri atau produk sintetis terkait produk itu. Setelah akhir-akhir ini nelayan banyak yang menggunakan teknologi, seperti halnya mindang itu pakai teknologi. Dan pangsa pasarnya dibandingkan dengan tahun ini agak berkurang karena kebutuhan permintaan dari sana. 

7. Hambatan-hambatan yang Dialami oleh Para Perajin Gerabah Balongan
Nah, diantaranya yaitu kebutuhan masyarakat di luar sendiri terkait dengan produk itu peminatnya jarang, Kurangnya sumber daya manusia terkait dengan kreativitas ada tim kreativitas itu. 

8.Langkah-langkah yang Dilakukan untuk Mengatasi Hambatan Tersebut
 Jadi, langkah-langkahnya yaitu :
1. Mengadakan Bumdes bersama Liyan Tempayan tujuan untuk pengembangan produk gerabah tersebut. 
2. Pembuatan galeri untuk masyarakat perajin gerabah.

9. Cara Agar Gerabah Balongan dapat Memajukan Desa Balongan
Salah satunya yaitu sosialisasi untuk memperkenalkan produk dari Balongan yang berupa Gerabah Balongan. 

Sebuah pengetahuan besar yang dapat menjadi dasar karakter masyarakat mengenai kelompok sosial perajin gerabah Balongan yaitu memberikan pelajaran yang berharga terutama pada bidang pengetahuan dan produksinya. 

Cukup sekian yang dapat penulis sampaikan apabila ada salah kata mohon dimaafkan. 
Terimakasih dan sampai jumpaaa ☺
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh










NAMA : SITI NUR JANAH
NO. ABSEN : 31
KELAS : XI IPS 2 

Postingan populer dari blog ini

PERTANYAAN DALAM WAWANCARA PEMBUATAN GERABAH BALONGAN

MARAKNYA PENGGUNAAN KNALPOT RACING DI MASYARAKAT

KETIMPANGAN SOSIAL DESA SAMARAN